Askep asuhan keperawatan appendixcitis. Read more at: http://www.kapukonline.com/2009/12/askepappendixcitis.html Copyright by kapukonline.com Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini
Askep asuhan keperawatan appendixcitis. Read more at: http://www.kapukonline.com/2009/12/askepappendixcitis.html Copyright by kapukonline.com Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini
Askep asuhan keperawatan appendixcitis. Read more at: http://www.kapukonline.com/2009/12/askepappendixcitis.html Copyright by kapukonline.com Terima kasih sudah menyebarluaskan aritkel ini
PENGERTIAN
Appendisitis adalah inflamasi akut pada appendix verniformis dan merupakan penyebab paling umum untuk bedah abdomen darurat (Brunner & Suddart, 1997)ETIOLOGI
Appendicitis tersumbat atau terlipat oleh:- Fekalis/ massa keras dari feses
- Tumor, hiperplasia folikel limfoid
- Benda asing
PATOFISIOLOGI
Appendicitis yang terinflamasi dan mengalami edema. Proses inflamasi meningkatkan tekanan intra luminal, menimbulkan nyeri abdomen atas atau menyebar hebat secara progresif dalam beberapa jam, trlokalisasi di kuadran kanan bawah dari abdomen. Appendiks terinflamasi berisi pusPATHWAYS
TANDA DAN GEJALA
- Nyeri kuadran kanan bawah dan biasanya demam ringan
- Mual, muntah
- Anoreksia, malaisse
- Nyeri tekan lokal pada titik Mc. Burney
- Spasme otot
- Konstipasi, diare
(Brunner & Suddart, 1997)
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
- Sel darah putih : lekositosis diatas 12000/mm3,
- Neutrofil meningkat sampai 75%
- Urinalisis : normal, tetapi eritrosit/leukosit mungkin ada
- Foto abdomen: Adanya pergeseran material pada appendiks (fekalis) ileus terlokalisir
- Tanda rovsing (+) : dengan melakukan palpasi kuadran bawah kiri yang secara paradoksial menyebabkan nyeri yang terasa dikuadran kanan bawah
(Doenges, 1993; Brunner & Suddart, 1997)
KOMPLIKASI
- Komplikasi utama adalah perforasi appediks yang dapat berkembang menjadi peritonitis atau abses apendix
- Tromboflebitis supuratif
- Abses subfrenikus
- Obstruksi intestinal
PENATALAKSANAAN
- Pembedahan diindikasikan bila diagnosa appendicitis telah ditegakkan
- Antibiotik dan cairan IV diberikan sampai pembedhan dilakukan
- Analgetik diberikan setelah diagnosa ditegakkan
- Appendiktomi dilakukan sesegera mungkin untuk menurunkan resiko perforasi. (Brunner & Suddart, 1997)
PENGKAJIAN
- Aktivitas/ istirahat: Malaise
- Sirkulasi : Tachikardi
- Eliminasi
- Konstipasi pada awitan awal
- Diare (kadang-kadang
- Distensi abdome
- Nyeri tekan/lepas abdomen
- Penurunan bising usus
- Cairan/makanan : anoreksia, mual, muntah
- Kenyamanan: Nyeri abdomen sekitar epigastrium dan umbilikus yang meningkat berat dan terlokalisasi pada titik Mc. Burney meningkat karena berjalan, bersin, batuk, atau nafas dalam
- Keamanan : demam
- Pernapasan
- Tachipnea
- Pernapasan dangkal
DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI
- Resiko tinggi terjadi infeksi b.d tidak adekuatnya pertahanan utama, perforasi, peritonitis sekunder terhadap proses inflamasi
- Tujuan : tidak terjadi infeksi
- Kriteria:
- Penyembuhan luka berjalan baik
- Tidak ada tanda infeksi seperti eritema, demam, drainase purulen
- Tekanan darah > 90/60 mmHg
- Nadi normal
- Abdomen lunak, tidak ada distensi
- Bising usus 5-34 x/menit
- Intervensi:
- Kaji dan catat kualitas, lokasi dan durasi nyeri. Waspadai nyeri yang menjadi hebat
- Awasi dan catat tanda vital terhadap peningkatan suhu, nadi, adanya pernapasan cepat dan dangkal
- Kaji abdomen terhadap kekakuan dan distensi, penurunan bising usus
- Lakukan perawatan luka dengan tehnik aseptik
- Lihat insisi dan balutan. Catat karakteristik drainase luka/drain, eriitema
- Kolaborasi: antibiotik
- Nyeri b.d distensi jaringan usus oleh inflamasi, adanya insisi bedah
- Kriteria hasil:
- Persepsi subyektif tentang nyeri menurun
- Tampak rileks
- Pasien dapat istirahat dengan cukup
- Intervensi:
- Kaji nyeri. Catat lokasi, karakteristik nyeri
- Pertahankan istirahat dengan posisi semi fowler
- Dorong untuk ambulasi dini
- Ajarkan tehnik untuk pernafasan diafragmatik lambat untuk membantu melepaskan otot yang tegang
- Hindari tekanan area popliteal
- Berikan antiemetik, analgetik sesuai program
- Kriteria hasil:
- Resiko tinggi kekurangan cairan tubuh b.d inflamasi peritoneum dengan cairan asing, muntah praoperasi, pembatasan pasca operasi
- Kriteria hasil;
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik
- Haluaran urin adekuat: 1 cc/kg BB/jam
- Tanda vital stabil
- Intervensi:
- Awasi tekanan darah dan tanda vial
- Kaji turgor kulit, membran mukosa, capilary refill
- Monitor masukan dan haluaran . Catat warna urin/konsentrasi
- Auskultasi bising usus. Catat kelancara flatus
- Berikan perawatan mulut sering
- Berikan sejumlah kecil minuman jernih bila pemasukan peroral dimulai dan lanjutkan dengan diet sesuai toleransi
- Berikan cairan IV dan Elektrolit
- Kriteria hasil;
- Kurang pengetahuan tentang kondisi prognosis dan kebutuhan pengobatan b.d kurang informasi
- Kriteria:
- Menyatakan pemahamannya tentang proese penyakit, pengobatan
- Berpartisipasidalam program pengobatan
- Intervensi
- Kaji ulang embatasan aktivitas paska oerasi
- Dorong aktivitas sesuai toleransi dengan periode istirahatperiodik
- Diskusikan perawatan insisi, termasuk mengganti balutan, pembatasan mandi
- Identifikasi gejala yang memerlukan evaluasi medik, contoh peningkatan nyeri, edema/eritema luka, adanya drainase
- (Doenges, 1993)
- Kriteria:
DAFTAR PUSTAKA
- Doenges, Marilynn E. (1993). Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta. EGC
- Price, SA, Wilson,LM. (1994). Patofisiologi Proses-Proses Penyakit, Buku Pertama. Edisi 4. Jakarta. EGC
- Smeltzer, Bare (1997). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Brunner & suddart. Edisi 8. Volume 2. Jakarta, EGC
- Swearingen. (1996). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 2. K\Jakarta. EGC
By. Kapuk
0 komentar: — Skip to Comment
Posting Komentar — or Back to Content